Mengingat masyarakat merupakan bagian terpenting terbentuknya negara, maka setiap orang diberikan hak dan kewajiban masing-masing. Akan tetapi bukan berarti hak tersebut digunakan tanpa batas dan sewenangnya, melainkan digunakan untuk hal yang positif . Maka dibentuklah peraturan yang mengikat dan harus dipatuhi oleh semua masyarakat agar terbentuknya kepribadian yang sesuai dengan identitas bangsa. Terdapat banyak sekali peraturan yang ada, tanpa terlewatkan Peraturan dari Lembaga Sensor Film (LSF) mengenai pentingnya budaya sensor mandiri untuk membentuk karakter unggul di masyarakat.
Mungkin adanya perfilman atau pertelevisian membuat seseorang
mendapat informasi, berita terkini dan sebagainya. Tapi disisi negatif hal
tersebut sangat berbahaya dan menjadi boomerang terhadap masyarakat itu
sendiri. Timbulnya film-film barat yang mengidentikan kekerasan,sara dan
sebagainya membuat para orang tua resah. Pasalnya perfilman tidak hanya
ditonton oleh kalangan dewasa saja, tetapi usia dibawah umur dengan leluasa
melihat, mendengar dan mempraktikan. Apalagi orang tua yang bekerja terjun ke
lapangan yang membuat anak-anak nya dengan mudah melihat siaran-siaran
pertelevisian yang tak mendidik tanpa pengawasan.
Hadirnya Lembaga Sensor Film memberikan dampak yang
signifikan terhadap kepribadian anak-anak. Mungkin pencegahan dari hal-hal
kecil yang dilakukan oleh LSF mampu mengatasi keburukan moral. Dari upaya
penyamaran suara yang tak pantas diucapkan hingga pensensoran film dewasa yang
berbahaya jika ditonton oleh anak dibawah umur. Hal tersebut tidak luput oleh
pengawasan LSF karena sesuai dengan UU bahwa perfilman harus lulus sensor agar
dapat ditayangkan dan disiarkan di televisi pemirsa.
Dengan hadirnya LSF kita semua harus berterimakasih dengan
upaya-upaya yang dilakukannya. Walaupun banyak orang yang menganggap perihal
pesensoran tersebut sangat keterlaluan karena alasan-alasan keindahan,
kejernihan ataupun kualitas gambar yang menurun akibat pesensoran tersebut,
kita harus tetap memujinya, bahkan harus mendukung dari upaya tersebut. Karena
bukan hanya para orang dewasa yang melihat siaran tersebut melainkan banyak
anak-anak kecil ikut serta menonton.
Teknologi informasi memberikan hak penuh terhadap pemakainya
untuk melakukan apa saja. Tak terkecuali hak akses untuk bersosial media. Para
orang tua harus memberi perhatian lebih terhadap anak-anak nya tanpa
memanjakannya. Karena tak heran, zaman sekarang anak berusia balita sudah dapat mengoprasikan gadget-gadget dengan mudah
dan lancar. Hal tersebut marupakan salah satu penyebab anak mengakses hal-hal
tercela. Dari yang berbau kekerasan hingga seksual dapat dengan mudahnya di
akses.
Sebagai masyarakat yang berjati diri mulia, kita harus
mendukung Lembaga Sensor Film tersebut untuk menangkal segala hal-hal yang
berbau tercela tersebut. Dengan demikian, para generasi muda penerus bangsa
Indonesia akan selalu berkarakter unggul karna terhindar dari budaya
kebarat-baratan yang dengan mudahnya menyiarkan perfilman berbau SARA ,
pornografi, kekerasan dsb. Sekian dari saya Wasalamualaikum WR.WB
http://img.duniaku.net/wp-content/uploads/2016/01/Shizuka-kena-sensor-headline.jpg
http://img.duniaku.net/wp-content/uploads/2016/01/Shizuka-kena-sensor-headline.jpg
0 komentar:
Posting Komentar